Senin, 18 Mei 2015

One Team One Spirit One Goals

LAPORAN DAN PENGUKURAN PROGRAM
DYNAMIC TEAM BUILDING


COLLOCATION TEAM, ENGINEERING TEAM, MARKETING, SALES & LEASING TEAM


Tema
ONE TEAM ONE SPIRIT ONE GOAL”
09 – 10 Mei 2015
Villa Bukit Pinus – Ciawi Bogor




KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang diberikannya, sehingga program acara dari  PT. Protelindo Operation & MSL Team  dapat berjalan baik sesuai dengan yang di rencanakan.

Terima kasih kami ucapkan kepada manajemen PT. Protelindo Operation & MSL Team yang memberikan kesempatan bagi kami untuk merencanakan dan melakukan program acara ini. Juga terima kasih kepada semua peserta dalam program ini yang memberikan partisipasi dan antusias yang sangat besar dalam setiap rangkaian acara dalam pelatihan ini.

Bersama ini, kami sampaikan laporan dari program tersebut dan juga pengukuran dari program ini yang kami harapkan dapat membantu pelaksanaan pekerjaan dan selanjutnya yang mendukung kesuksesan di masa depan melalui kerjasama antar karyawan dan bagian yang semakin baik.

Kami harapkan program acara dan laporan ini dapat bermanfaat dalam peningkatan kerjasama antar Pegawai, sehingga diharapkan menjadi perusahaan yang terbaik di bidangnya.
https://bukalapak.go2cloud.org/SH3Kb


KEGIATAN HARI PERTAMA 09 Mei 2015
Peserta tiba di lokasi Vila Bukit Pinus, sekitar pukul 09.00 siang, kemudian para peserta langsung diarahkan untuk welcome drink dan meletakkan barang bawaan di selasar kanopi.

Kemudian para peserta berkumpul di selasar kanopi, untuk selanjutnya mengikuti sesi pembukaan, bertindak selaku perwakilan dari management PT. Protelindo Operation & MSL Team, adalah Mr. Michael Bucey dalam sambutannya beliau mengajak seluruh peserta untuk bersungguh-sungguh dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan tapi tetap dalam suasana yang santai, tidak tegang dan mengutamakan keselamatan, kemudian alih otorita dari pihak manajemen PT. Protelindo Operation & MSL Team kepada Buana Outbound Training Service yang di wakili oleh Bp. Ricky Ricardo ( Bagonk ).


10.00 – 11.45 : Outdoor Activity
-       Photo Session
Di awali dengan photo bersama dari seluruh departement dan kemudian dilanjutkan dengan photo per departement.

-      Ice Breaking Games
Tujuan dari sesi ini adalah pencairan suasana, adapun aktivitas nya adalah Opposite Instruction & Samurai  Seluruh peserta melakukannya dengan penuh semangat.

-      Grouping:
Dalam sesi ini peserta di bagi menjadi 14 kelompok, dimana masing-masing kelompok diberi tugas pertamanya yaitu, menentukan ketua kelompok, menentukan nama kelompok dan membuat identitas kelompok dalam bentuk yell-yell kelompok dan membuat bendera kelompok, tujuan nya agar para peserta di dalam kelompok mau melakukan diskusi dan persamaan persepsi dan merupakan simulasi dari terbentuknya sebuah kelompok untuk kemudian kelompok tersebut akan mengalami dinamika konflik, dan memiliki sense  of groupnya di sesi sesi berikut nya.

Masing-masing kelompok beranggotakan 9 s/d 10 orang, kemudian masing-masing kelompok didampingi satu orang fasilitator yang akan membantu menjelaskan teknis permainan dan melakukan pengawasan terhadap kelompok.

Setiap kelompok ditugaskan juga untuk membuat identitas tambahan yaitu membuat tiang bendera lengkap dengan benderanya melalui games aktifitas Corporate Flag, bendera kelompok akan menandai prestasi kelompok dari setiap sesi. Posisi ketinggian bendera akan berubah sesuai dengan prestasi setiap kelompok. Dilanjutkan dengan yelling / jargon kelompok didepan benderanya masing – masing.

Setelah masing – masing kelompok menampilkan jargon nya, dilanjtkan dengan sesi paparan peraturan tata tertib yang disampaikan oleh TEAM TATIB ( SPN LIDO ), dalam paparannya disepakati bahwa ada beberapa peraturan selama kegiatan, diantaranya :
  1. Seluruh peserta mengikuti rangkaian kegiatan
  2. Anggota kelompok tidak diperkenankan meninggalkan kelompoknya tanpa meminta izin TEAM TATIB / Fasilitator
  3. Seluruh peserta tidak diperkenankan merokok selama kegiatan terkecuali di waktu break/istirahat
  4. Seluruh atribut selalu di pakai selama kegiatan berlangsung
  5. Bendera kelompok selalu dalam keadaan berdiri / tidak jatuh menyentuh tanah
  6. Disiplin terhadap waktu yang diberikan

Adapun punishment yang akan di terima kelompok apabila melanggar peraturan yang telah disepakati yaitu melakukan posisi hormat selama 3 – 5 detik dan push up sebanyak 5 kali hitungan.







11.45 – 12.45 : Break – Ishoma
Seluruh peserta di informasikan untuk menikmati santap siang, istirahat dan shalat kurang lebih dalam waktu 60 menit, dan masing – masing kelompok bergegas memasuki area makan siang, terlihat peserta menikmati santap siang dan waktu yang diberikan digunakan semaksimal mungkin.

12.45 – 16.45 : Outdoor Activity
Sesuai kesepakatan awal bahwa waktu berkumpul untuk seluruh kelompok adalah pukul 12.45 wib, dilanjuti dengan pengecekan anggota kelompok dan atribut kelompok oleh Team TATIB.

Team Challange 
Kompetisi awal untuk kelompok dan menentukan kelompok mana yang tercepat.
Back Ball, seluruh kelompok berlomba dengan antusias untuk menjadi kelompok terbaik.

Small Group Activity
-       Toss A Name & Juggling Ball
pada simulasi permainan ini masing – masing kelompok berdinamika untuk membuat sebuah pola dan mencapai waktu tercepat.


INITIATIVE PROBLEM SOLVING
Masing-masing kelompok melakukan aktivitas secara rotasi dalam waktu yang sama tapi dengan aktivitas game yang berbeda, ada 5 game yang harus dilakukan oleh masing-masing kelompok yaitu ; Mouse Trap, Pamper Pole, Lavitation, Take The Ball dan Escape From Alcatraz.

  1. Mouse Trap
Goals nya adalah meloloskan dan mengarahkan anggota kelompok untuk dapat melewati halang rintang. Penekanan dari game ini adalah kepemimpinan, koordinasi, rasa percaya terhadap team dan komunikasi adalah aspek penting dalam pencapaian suatu tujuan terutama dalam suatu perusahaan.

  

  1. Pamper Pole
Tujuannya adalah  masing-masing anggota kelompok dapat mencapai target / bola di atas ketinggian yang telah ter setting, Permainan ini sangat membutuhkan kekompakan, rasa percaya  dan komunikasi yang baik.


  1. Lavitation
Tujuan dari aktivitas ini adalah kelompok bersinergi mengeluarkan anggota kelompoknya satu persatu degan menggunakan seutas tali. Dalam aktifitas problem solving games ini, seluruh anggota kelompok dituntut untuk dapat berkomunikasi secara efektif serta berkordinasi dan percaya terhadap rekan – rekan dalam kelompoknya.



  1. Escape From Alcatraz
Tujuan dari permainan ini adalah kelompok diminta untuk dapat mencari sebuah pola untuk keluar dari jebakan  yang penuh dengan ranjau, di permainan ini peserta di tuntut untuk dapat aktif  berkomunikasi dengan keterbatasan media komunikasi.

  1. Take The Ball
Tujuannya adalah kelompok di minta untuk dapat memindahkan beberapa buah bola dengan media tali.







16.45 – 17.00  : Coffee Break
Sebelum melanjutkan kesesi selanjutnya peserta menikmati coffee break

17.00 – 17.30  : Final Activity
-       Cowboy Show 
Tujuan dari permainan ini adalah seluruh anggota kelompok mengenakan properti cowboy yang telah dipersiapkan secara estafet dan bergaya layaknya seorang cowboy.

Setelah menyelesaikan sesi ke empat / final activity, peserta melakukan proses check in dan istirahat dan kegiatan dilanjutkan kembali pada pukul 20.00 wib, setelah sebelum nya peserta makan malam bersama.

Peserta diajak kembali untuk merefresh seluruh rangkaian kegiatan dihari pertama dengan mendengarkan sharing experience dari seluruh perwakilan kelompok.  Dalam aktifitas ini diharapkan seluruh peserta dapat mendapatkan learning point positif ataupun negatif  yang akan dijadikan sebagai bahan perbaikan team untuk sesi selanjutnya.


Dilanjutkan dengan sesi penyalaan api unggun, sebelumnya peserta diminta menuliskan poin-poin kekurangan di dalam kelompoknya masing – masing, setelah peserta menuliskan poin tersebut, peserta diberikan masing-masing satu buah lilin dan kemudian lilin tersebut dinyalakan secara estafet yang ujungnya nyala lilin tersebut dapat menyalakan obor yang di pegang oleh rekan rekan expatriate yang kemudian dengan obor tersebut digunakan untuk menyalakan api unggun. Dan selanjutnya peserta menikmati Tradisional snack dan entertaiment, di sesi ini peserta bernyanyi bersama menikmati malam keakraban.

Sesi malam ini berahir pada pukul 23.00 dan selanjutnya peserta dipersilahkan untuk dapat beristirahat


LAPORAN KEGIATAN HARI KEDUA 20 Mei 2015
06.00 – 07.00 : Morning Excercise
Sebelum peserta menikmati sarapan pagi, peserta di ajak untuk senam pagi bersama. Kemudian sesi selanjutnya di mulai lagi pukul 07.45, dimana sebelumnya peserta telah menikmati sarapan pagi, dan kembali ke lapangan utama dengan Energizer games, tujuannya mengembalikan semangat peserta.




-       Bulldozer Race
Tujuan dari permainan ini adalah masing- masing kelompok berpindah dari titik start menuju finish secara bersama – sama dengan menggunakan media terpal.






08.30 – 09.00 : Final Project
Di sesi final ini seluruh kelompok mempunyai satu tugas yang sama yaitu menurunkan sebuah banner dengan cara memutuskan tali penghubung banner dengan sebuah lilin yang menyala. Di sesi ini seluruh kelompok memutuskan untuk bersama sama menyelesaikan final project dengan membagi beberapa rangkaian  tugas yang telah disepakati sebelumnya oleh masing – masing ketua kelompok.

Di sesi ini seluruh peserta berhasil menyelesaikan tantangan di final project dengan hasil yang sangat baik yaitu 27 menit, dan kemudian peserta di ajak untuk berfoto bersama di bawah banner, kemudian alih otorita kembali dari Buana Outbound Training Service yang di wakili oleh Bp. Ricky Ricardo  kepada pihak management PT. Protelindo Operational & MSL Team oleh Mr. James dan dilanjutkan dengan penutupan.



09.00 – 11.00 : Coffee Break & free Time
Peserta menikmati coffee break dan fasilitas kolam renang yang selanjutnya lanjut untuk persiapan check out. Sekitar pukul 11.00 peserta sudah siap untuk menikmati santap siang yang kemudian dilanjutkan dengan persiapan pulang.

Tepat pukul 13.00 seluruh peserta sudah kembali menuju busnya masing – masing, peserta kembali menuju jakarta dengan didampingi oleh PIC bus keberangkatan.

Secara keseluruhan dapat kami simpulkan bahwa seluruh peserta mengikuti seluruh rangkaian kegiatan ini dengan penuh antusias dan tidak ada kejadian yang tidak diharapkan terjadi selama kegiatan berlangsung.

Gambaran umum grafik peserta pada saat awal mengikuti kegiatan cenderung meningkat dari sisi kebersamaan dan kerjasama dalam pemecahan masalah yang disimulasikan dalam media

permainan. Harapan kami adalah seluruh peserta setelah mengikuti kegiatan ini dapat lebih meningkatkan semangat kebersamaan dan kerjasama dalam lingkup pekerjaan sehari-hari dalam suasana yang lebih fun & refresh.

Demikian laporan kegiatan ini kami sampaikan.


Bogor, 12 Mei 2015


Yusuf Arief Rahman
Project Director




LAPORAN DINAMIKA KELOMPOK

KELOMPOK MINIE POLE ( SATU )

Ketua                 : Benrizka
Anggota           : Dian Achmad Faizal, Syaiful, Gloria Nathaina Limbong,  Rahmawati Nanda Utami,  Angga Nugraha Sugiono, Dwi Bagas Wibisono, Erika Susilo, Kukuh Budiyono, Siti Lady Isya Putri R

CONDITIONING & OPENING
Pembukaan pelatihan kegiatan dilakulan serah terima  perwakilan dari PT.Protelindo kepada pihak Boots yang diwakili oleh Bpk Petrik serta dilanjutkan perkanalan crew yang terlibat dalam pelatiah.kemudian semuaserta diajak bermain dalam grup besar agar suasana semakin cair.

GROUPING
Dari seluruh peserta yang hadir di bagi menjadi 14 grup dengan jumlah yang anggota kelompok rata rata 10 orang.

SMALL GROUP
Kondisi awal grup tampak terlihat cukup baik dan tidak ada masalah, kondisi tersebut ditunjang oleh kedekatan diantara mereka dalam satu payung perusahaan. Dalam pengkondisian awal grup diberikan penjelasan gambaran global kegiatan serta bebera kesepakatan yang harus di jalankan oleh grup atau pun peserta diantaranya mengenai Rokok, pengunaan HP, kemudian kelengkapan anggota kelompok dan atribut kelompok,dan mereka sepakat menamai kelompok mereka dengan nama Mini Pole.

JUGGLING BALL
Tantangan awal dapat diselesaikan degan lancar dan tampak tidak ada masalah yang berarti, meskipun terjadi beberapa kegagalan akibat salah penyebutan nama binatang dari anggota kelompok yang sudah di sepakati.tetapi grup cukup cepat dalam menyelesaikan tantangan perama ini.

TEAM CHALLENGE
Di aktifitas bersama grup diuji sebelum di hadapkan pada masalah yamg harus di selesaikan, grup sempat memimpin diawal awal aktifitas ini grup mengalami kegagalan akhirnya grup finish di di posisi ke 4.

INITIATIVE PROBLEM SOLVING
  1. Escape from Alcatras
Banyak permasalahan yang dialami oleh grup dalam menyelesaikan tantangan ini yang muncul dari sisi personal yang merupakan bagian dari grup itu sendiri. Pemasalahan yang muncul adalah miss comunication strategi yang sudah di sepakati ternyata sebagian dari anggota kelompok ada yang kurang paham atau merasa bingung dengan strategi yang disepakati, mereka banyak mengulang kesalahan yang sama diantara anggota kelompok, dari permasalahan yang terjadi grup sepakat  unuk meningkatkan koordinasi, komunikasi dan lebih fokus lagi terhadap tantangan yang di terima.

  1. Pampers pole
Ketegangan tampak terihat dari sebagian peserta sebelum mereka melakukan tantangan ini, akan tetapi setelah diberikan penjelasan mengenai prosedur aktifitas yang akan dilakukan dan sistem pengamanan yang sudah disiapkan dari situ muncul keyakinan serta keberanian diri untuk mencoba tantangan ini, walaupun pada akhirnya ada dua peserta yang tidak mencoba yaitu Gloria Natalia Limbong dan Rahmawati Nanda Utami, walau pun semua anggota mencoba meberikan suport kepada kedua orang tersebut .dan poin pembelajaran yang diambil oleh grup yaitu.berani mengambil resiko, percaya dengan sistem pengaman, berani mencoba.

  1. Mouse Trap
Setelah grup memahami tantangan yang mereka terima mereka langsung mengatur strategi dengan sub tim masing masing , sub tim pertama cukup mengalami kendala yang berarti hinga sub pertama gagal , tetapi tiga sub tim lainya berhasil menyelesai kan tantangan ini, dari permasalahan yang terjadi grup mengambil point pembeleajaran :
Saling memahami antara Leader, Folower dan Miror.untuk lebih menghargai Leader , dan ketegasan seorang Leader harus kuat.

  1. Take the ball
Di simulasi ini grup semakin solid itu terbukti grup sangat cepat menyelesaikan tantangan ini hanya mengalami dua kesalahan akibat dari  pelangaran dari anggota kelompok.

  1. Levitation
seperti disimulasi sebelumnya simulasi ini grup tidak mengalami kesulitan yang berati bagi grup  itu terbukti semua anggota grup bisa menyelesaikan tantangan ini degan cepat walau sempat ada dua pertimbangan antara yang berbadan besar dulu yang di keluarkan atau yg kecil dulu.

OLYMPIC GAMES
  1. Bulldozer Race
Simulasi ini mejadi  ajang pembuktian kelompok setelah mereka di hadapkan ke berbagai masalah sebelumnya.grup pun berhasil membuktikan sebagai grup yg mencapai gari finish  pertama.

  1. Final project

Seluluruh  grup di persatukan kembali dalam satu misi yaitu menurunkan gulungan baner yang terpasang di sebuah tower dengan aturan dan waktu yag sudah disepakati semua bisa diselesaikan dalam waktu 12, 35 menit dari aloksi waktu yang diberikan yaitu 30menit.


KELOMPOK GANAS

Nama Aggota Kelompok        : 
Arif Darmawan, Indah agustina, Chyntia F.S, Rinda Agustianti, Anggi Roozagi, Inggar Nugroho W, Chandri Haryadi, Yosia H.U.T, Kitani Agung S, Tessa S.P
Facilitator                                : DANI MULYAWAN

GAMBARAN UMUM

Kelompok 2 (GANAS) Pertama kali terbentuk, sudah memiliki motivasi yang tinggi untuk menyelesaikan suatu tantangan/tugas materi yang diberikan, untuk menjadi yang terbaik dengan mengikuti aturan main yang berlaku.

Proses kegiatan yang ikuti oleh kelompok 2, kelompok 2 menjunjung tinggi suatu komitment dalam menjalankan suatu tugas materi/ tantangan game dengan mengikuti aturan yang berlaku yang diberikan oleh team Facilitator.

Disetiap individu kelompok terjalin hubungan komunikasi yang baik, sehingga segala sesuatu masukan ide dan saran dapat diterima dengan baik oleh kelompok.

INITIATIVE PROBLEM SOLVING
  1. Take The Ball
Dalam simulasi initiative probelm solving di game ini, team Ganas hanya dapat memindahkan 2 bola, dengan bola pertama membutuhkan waktu 10 menit dikarenakan seluruh anggota kelompok mengintervensi ide dan masukan secara bersamaan. Akan tetapi setelah berhasil memindahkan 1 buah bola leader team yang dipimpin oleh Bp. ANGGI memberikan tugas kepada Bp. YUSIA untuk memberikan satu komando kepada team, dan hasilnya sangat mengejutkan dalam pemindahan bola ke 2 berhasil diselesaikan dengan waktu 2 menit.

  1. Levitation
Kelompok GANAS dalam simulasi IPS  di zona LAVITATION sangat terlihat sekali keyakinannya dalam menyelesaikan permainan, dalam tempo waktu yang sangat singkat + 8 Menit seluruh kelompok sudah dapat menyebrang tanpa kendala yang berarti, hanya 1 orang yang tertinggal dikarenakan equipment (harnes ) yang tersedia tidak cukup digunakan oleh Bapak Anggi dikarenakan lingkar pinggang yang cukup besar.

  1. Escape From Alcatrass
Dalam gam e Alkatraz team GANAS sangat kesulitan dalam berkomunikasi dikarenakan tingkat konsentrasi peserta berkurang, kelompok ganas hanya berhasil membuka kunci 6 kotak saja.

  1. Pumper Pole
Dalam simulasi game pumper poll seluruh peserta kembali bersemangat dikarenakan kegagalannya di game Alkatraz, ke 5 orang perwakilan dapat menyelesaikan tugasnya, dan lebih luar biasanya kelompok Ganas dapat menahan bilayer dikala anggota kelompok ke 6 yang akan menyelesaikan melompat dan dapat menahan beban + 98 kg ya itu ibu INDAH

  1. Mouse Trap
Dalam simulasi game terakhir ini, kelompok Ganas dapat menyelesaikan ke 3 group kecil dalam komunikasi yang efektif, anggota yang paling mensupport dalam permainan ini adalah Bapak Agung.

Demikian report Dinamika team kelompok GANAS saya dengan sebenar-benarnya, apabila ada hal-hal yang kurang berkenan dalam menghandle program saya meminta maaf yang sebesar-besarnya. Atas perhatianya saya ucapkan terima kasih.


KELOMPOK PROTELIAN

Fasilitator        : Ramdhani
Anggota      : 
Akbar Nugraha, Nadya Ramaputra, Sarah Putriana, Siti Mar'atun, Irene Tiffany ( leader 2 ), Hendra Hidayat, Dwi Yacita, Wisnu Brata, Fahmi Fernando ( leader 1 ), Derry Horison 

Program yang dilakukan dengan durasi 2h1m ini dilakukan mulai dari aktifitas bersama-sama yang bertujuan memahami apa yang akan dilakukan selama program dan bisa mencairkan suasana dari kekakuan antar peserta dan pendamping selama program berjalan,hingga masuk ke pembagian kelompok kecil, disini peserta dibagi menjadi 14 group kecil, untuk membangun dinamica antar peserta dalam group sendiri /  dengan group lain. 
Disini saya berkesempatan mendampingi group 3(  Protelian ) yg berjumlah 10 anggota   

CONDITIONING & GROUPING
Diawal bergabung sebelumnya group melakukan simulasi pertama ( Back ball ) yg dilakukan secara bersama dengan tim lain,  disitu terlihat masih ada kekakuan, sehingga group harus melakukan kesalahan  yg sama dan harus mengulang  dari awal, apa yg terjadi pada saat simulasi tersebut dijadikan pembahasaan pertama sebelum masuk kesimulasi pertama yg akan dilakukan berikutnya termasuk penguatan kembali tentang komitment / kesepakatan yg harus ditaati selama program berjalan, dan tim pun menerima dengan terbuka pada saat sharing yg terjadi diawal dan disitu tim mengatakan kenapa terjadi kekakuan, dikarnakan blm mengenal rekan yang ada di tim'y sehingga pada saat mau memberikan informasi dan instruksi masih ada rasa canggung sehingga komunikasi belum berjalan efektif.
Masuk di simulasi pertama ( Tose A Name ) tujuan di simulasi ini,untuk bisa mencairkan suasana dan tentunya untuk bisa mengenal rekan yang ada di tim ini, diawal kekakuan itu masih terlihat jelas I tim ini, tp selang beberapa kali melakukan simulasi ini,suasana mulai terlihat cair, dan beberapa anggota mau mengeluarkan pendapatnya untuk bisa menyelesaikan simulasi ini dengan sempurna, dan benar setelah tim melakukan diskusi,  tim bisa menyelesaikan simulasi ini dengan cepat.

Pada saat sharing akhirnya tim membuat komitmen baru, untuk bisa bekerja sama dalam menyelesaikan setiap tantangan yang akan di temukan yaitu :
1. Memperhatikan terlebih dahulu instruksi yg disampaikan
2. Membuat strategi dan menampung setiap masukan yang disampaikan anggota
3. Evaluasi

INITIATIVE PROBLEM SOLVING 
Ada Lima simulasi / games yang akan dilakukan setiap team yaitu:

  1. Pamper pole
Simulasi ini dilakukan setiap anggota secara bergantian, awal disebutkan minimal ada 5 anggota yg melakukan / mencoba naik untuk bisa menyentuh bola, disini terlihat tida sulit menentukan siapa saja yg harus naik bahkan ada 2 anggota yg tidak diperbolehkan naik dikarnakan  hamil dan Penah mengalami patah tulang tp kedua'y tetap ingin memberikan kontribusinya, dan mau melakukan challange tersebut kalau di ijinkan, lalu mulailah orang pertama mencoba, pada saat orang pertama mencoba ( Akbar Nugraha ), ada sedikit insident yg disebabkan kurangnya backup di bilayer sehingga pada saat. Pendaratan kurang mulus, dan itu membuat beberapa anggota menjadi ragu untuk melakukan tantangan'y, tp  anggota yg insident,berhasil meyakinkan rekannya agar tetap melanjutkan tantangan tersebut, dan akhirnya simulasi berjalan dengan kondusif dan 7 anggota berhasil berhasil mencoba, walaupun terlihat ada rasa takut dibeberapa wajah peserta, dari 7perserta yang mencoba ada satu anggota yg tida berhasil menyentuh bola.

Pada saat sharing banyak hal yg disampaikan peserta..  Bahwa walaupun mempunyai rasa takut yang cukup besar untuk melakukan tantangan tersebut, karna ada dukungan / motivasi dari rekan ditambah rasa percaya terhadap rekan dan tentunya ada rasa tanggung jawab yang harus dijalankan,menjadikan kekuatan setiap anggota yang mencobanya.

  1. Mouse Trap
Disimulasi kedua ini tim dibagi menjadi beberapa sub kecil, yang anggota'y mempunya peran yang berbeda yaitu LEADER pemberi instruksi, OBSERVER melihat situasi dan menyampaikan informasi secara non verbal, dan FOLOWER melawati rintangan dengan kondisi mata tertutup.

Ada tiga sub kecil yg melakukan simulasi ini,dua diantara'y berhasil satu gagal, yang menarik disini seorang observer dituntut untuk bisa menyampaikan informasi dengan detail keleader agar bisa disampaikan kembali kefolower dengan benar, tapi kendalanaya obsever diperbolehkan berbicara secara perbal dan hanya diperbolehkan menggunakan gestur saja, terlihat disitu akhirnya seorang obsever memberikan informasi sampai guling - guling dan melakukan apa yg harus dilakukan seorang folower, dan itu ternyata bisa dikatakan efektif, karna dengan cara itu leader jadi lebih tahu, apa yang harus disampaikan terhadap folower yg akhirnya berhasil melewati semua rintaangan yang ada.

Pada saat sharing beberapa hal yang disampaikan anggota terkait keberhasilan dikarnakan adanya  Komunikasi dua arah, bagaimana seorang leader bisa melihat situasi yang terjadi ,  mendengarkan apa yang dikatakan anggota dan menyampaikan  kembali kepada anggotanya.

Dan mengenai kegagalan salah satu peserta mengatakan resiko yang diterima seorang leader lebih besar pada saat mengalami kegagalan.

  1. Take the Ball
Masuk simulasi IPS ke tiga, pembelajaran yang sudah didapatkan terlihat dijalankan di simulasi ini, mulai dari memahami tujuan, mengatur strategi dan evaluasi, saat proses melakukan tantangan tersebut, setiap anggota bisa menjalankan jobdescription masing masing

Pada saat sharing team mengatakan bahwa apa yang sudah dirasakan mulai mendekati kearah,tema yang ada di baju yg peserta kenakan yaitu : one team , one spirit & one goals.

  1. Levitation
Untuk di simulasi ini, semangat group mulai menurun karna beberapa faktor, salah satunya Lelah, sehingga hanya beberapa anggota saja yg berhasil di sebrangkan dalam waktu yang di tentukan.
Hal positif yang terlihat, dengan Kondisi lelah, team masih bisa bersinergi dan tetap berusaha untuk bisa mendapatkan hasil yang terbaik dalam mencapai goals nya.

  1. Alcatras
Goals yang tidak tercapai di simulasi berikutnya dijadikan evaluasi oleh team, terlihat muncul beberapa pertanyaan agar benar2 memahami  aturan mainnya, dan memudahkan dalam membuat strategi,disitu komunikasi antar anggota mulai berjalan, dari setiap masukan2 yang disampaikan hingga akhirnya memutuskan strategi yang dibuat bisa dipahami seluruh anggota, disitu  terbukti team berhasil menemukan jalan keluar dan menyebrangkan seluruh anggotanya dari zona ga aman ke zona nyaman.

Setelah 5 simulasi selesai di jalankan, team berkumpul dilapangan utama untuk masuk di final activity ( coboy show ) di hari pertama, disini semua anggota masih terlibat sampai acara selesai, dan di situ ada pergantian leader dari.    Bp Fahmi Fernando ke Ibu Irene Tiffany.


KELOMPOK EMPAT

NAMA ANGGOTA : QOTMIR NOPRIANSAH ( KETUA ), TONI MARTIN , INKA, RATIH, WAWAN, DIAH HIKMAWATI, RIA APRILIA, ANTONI H, NHD INSAN KAMIL, LUKY ERVANUDIN

CONDITIONING
Diawali dengan perkenalan fasilitator dan dilanjutkan dengan perkenalan semua peserta, mulai dari penjalesan tentang fungsi fasilator hingga  cek riwayat medic peserta, dari situ terdapat beberapa kondisi peserta dengan riwayat medic nya. Salah satunya diah, dia pernah mengalami penyempitan tulang ekor belakang, sehinnga seringkali kesakitan ketika duduk dan sedikit kesulitan ketika bangun dari duduk.

Adapun yg lainnya tidak menjadi perhatian khisus. berikutnya sesi dilanjutkan dengan sesi jugling ball, team mulai membuka diri untuk saling berkenlan satu sama lain, bahkan sampai  ke hal hal yg mereka tidak suka ( makanan ) selanjutnya team mulai diberi tantangan pertama dengan cara bermain juglingball + menyebut nama makanan yg mereka tidak sukai dan diberi target waktu. Pada percobaan pertama team sudah mulai mencapai target waktu yang disepkati, sampai berkali – kali menyepakati waktu team selalu berhasil mencapai nya.

INITIATIVE PROBLEM SOLVING
1.    Levitation
Challange pertama ini sempat membuat peserta ragu akan hasil yang akan dicapai, karena kondisinya. Ada 3 org dalam team yang mempunyai ukuran badan besar, sehinnga agak ragu team bisa mencapainya, namun ada beberapa pesrta yang  membuat team yang lainnya bisa yakin dan akan mencapai waktu maksimal ( Mr. Toni ) sehingga mereka semangat dan yakin melakukan tantngan pertama ini, peserta yang diberangkatkan terlebih dahulu adalah Ria Aprilia, karena memiliki ukuran berat badan yg kecil sehinnga team sepakat jadi peserta pertama yang mencoba, dan hasilnya hnya 0, 5 detik sudah mendarat ditujuan, berikutnya qotmir, dll.

Namun pada saat Mr. Antoni, mau mencoba, team sudah sangat siap menyebrangkannya, set harnesnya tidak muat. Sehingga fasilitator memutuskan untuk tidak melanjutkannya dengan alasan tidak safety.

Learning poin yang didapat di aktifitas lavitation :
-          Safety yang utama
-          Tidak memaksakan diri ketika alat yang disediakan tidak sesuai ( Safety First )
-          Harus trust terhadap team, sekalipun team baru saja terbentuk
-          Semakin banyak team yang memberikan kontribusi, semakin ringan juga beban yang dihadapi

2.    Alcatraz
Pada sesi ini mulai terjadi dinamika yang seru, maksudnya mulai  menunjukan siapa yang ingin lebih banyak berperan, mulai terjadi penolakan ide dari team yang lain, mulai terjadi salah persepsi dalam menentukan strategic plan, belum terjadinya satu visi dalam team, kurang baiknya komunikasi antar team. Terlihat dari beberapa kali mencoba dan selalu salah ditempat yang sama, dan ketika terjadi kesalahan justru malah sedikit terjadi perdebatan kecil karena saling mempertahankan persepsi masing – masing, antara huruf dan angka, masih terjadi kesalahan memberikan informasi terhadap rekannya.

Adapun learningnya :
-          Bad comunication
-          Bad memory
-          Strategic plan yang kurang baik
-          Belum bisa menerima ide dari orang lain
-          Ego yang belum bisa diturunkan
-          Mau berbagi informasi dengan yang lain
-          Perlu disadari ternyata semakin banyak mencoaba akan semakin bnyak informasi yang diterima

3.    Pumper Pull
Pada sessi ini semua peserta ingin mencoba nya, namun hanya berhasil 8 orang saja, karena waktu tidak mencukupi.

Ada beberapa hal yang terjadi dalan sesi ini yaitu, peserta membantu menjadi second back up bilayer ketika ada temannya yang lain melompat, memberikan suport terhadap yang lain ketika temannya agak sedikit ragu. Namun ada juga kesalahan yang membuat luka tangan sipeserta yang lompat ( qotmir ). Pada saat lompat dia memegang tali bilayer ( tali safety ) dan akhirnya meukai jarinya.

Pembelajarannya:
-          Mentaati rule yang sudah diberikan
-          Dibutuhkan suport dari orang lain
-          Harus selalu mencoba walaupun itu terbilang meragukan
-          Siap menjadi team suport untuk yang lain

4.    Mouse Trap
Disesi ini team sudah mulai menerapkan hasil share dari beberapa aktifitas sebelumnya, sehingga terjadi diskusi untuk menyamakan strtegic plan nya, sehingga pada ktifitas ini team memahami tugas pokok dan fungsinya masing -  masing dan menyepakati bahasa yang diguakan untuk meelewati rintangan yang dibuat, walupun masih ada yang terkena akibat dari instruksi yang diberikan.

Pembelajarannya :
-          Punya peran masing2 dan bertanggung jawab atas peran tersebut
-          Memberikan informasi sedetil mungkin sehingga mempermudah team yang lain
-          Disadari, walaupun beda tugas dan fungsi, mereka mempunyai tujuan yang sama
-          Mendengarkan leader
-          Komikasi yang jelas, detail, bertahap
-          Salaing memahami, antara leader dengan follower, ato leader dengan mirror

Take the Ball
Pada sesi ini kembali peserta mulai menunjjukan ego nya masing – masing, sehingga ide dari team yang lain tertolak. Beberapa kali mencoba team selalu gagal, targetnya selalu terjatuh. Namun akhirnya berhasil.
Learning point nya :
-          Satu pemimpin, satu suara
-          Menerima masukan dari yang lain ( ide )
-          Lebih bnyak mendengarkan
-          Selalu mencoba dan kreatif
-          Mengikuti aturan yang sudah dibuat

Dari seluruh arangkaian aktifitas yang dilakukan, bisa disimpulkan kalau team alfa memiliki kekuatan dan kelemahan team yaitu :
Kekuatan team :
-          Care terhadap anggota teamnya
-          Mampu beradaftasi dengan orang baru
-          Bersynergi yang  baik sesama angota
Kelemahan team :
-          Lemahnya strategic plan
-          Komunikasinya belum maksimal,
-          Ada beberapa yang menutup diri dari kemampuannya
-          Egonya masih belum bisa turun


KELOMPOK MUSTANG

OPENING
Peserta telah tiba di lokasi kegiatan dan pesrta terlihat antusias

ICE BREAKING
Pada sesi aktivitas ini keantusiasa peserta akan kegiatan makin tercermin positif, dengan keikutsertaan yang positif. Pada sesi ini peserta diajak untuk mencairkan suasan, dengan aktifitas game samurai


GROUPING
Dalam aktifitas setelah ice breaking ini adalah aktivitas group peserta di instruksikan untuk mencari teman satu groupnya melalui aktifitas “nama berantai”. Setiap peserta di instruksikan untuk mencari namanya sendiri yang sudah tertulis dalam kertas origami pada bagian kemudian peserta mencari teman satu groupnya dengan menirukan suara bintang yang telah di instruksikan sampai berkumsemuanya lengkap.

Setelahnya semuanya nama yang hadir ada dan lengkap kemudian kelompok distarakan atau disesuaikan jumlahnya dengan kelompok yang lain, setelah itu kelompok didampingi denan setiap fasilitatornya masing-masing. Kemudian peserta dibagiakn perlengkapan kelompok yaitu Botol Minum, Slayer dan Corporate Flag.

Dan pada saaat yang bersamaan peserta di instruksikan untuk menentukan ketua dan nama group/kelompoknya serta membuat yel-yel kelompok. Anggota kelompok memutusak nama kelompok ini adalah “MUSTANG”

ENERGIZER
Peserta berkumpul kembali dengan kelompok nya masing-masing pada kelompok besar. Setelah berkumpul peserta di berikan Energizer uno 1-8, untuk mengembalikan peserta pada mood kegiatan

TEAM CHALLENGE
Kegiatan selanjutnya setelah makan siang adalah permainan Back Ball, permainian ini adalah mentransferkan bola dari orang paling depan ke orang dibelakangnya sampai ke orang paling dapan lagi. Menggunkan media ember sebagai alat tangkapnya.

INITIATIVE PROBLEM SOLVING
Dalam sesi ini peserta bergerak dengan angota kelompoknya dan berotasi dalam 5 aktifitas yang telah di sediakan, sebelumnya peserta salinh mengenalkan diri dan saya pun mengenalakn dan menjelaskan tugas sebagai Fasillitator.

1.    Take The Ball
Di aktifitas pertama dalam sesi IPS, yaitu simulasi permainan Take The Ball, dalam permainan ini peserta melakukan tugas untuk memindahkan bola dari tiik A ke titik B dengan Alur/jalur yang telah di tentukan, menggunakan alat bantu yang berupa tali.

Dalam aktivitas ini peserta diberikan waktu pengerjaan selama 15 menit, peserta sudah mulai melakukan koordinasi yang baik, setelah mendapatkan penjelasan dan aturan main peserta berkumpul dan membicarakan bagaimana cara penyelesaian tugasnya baru mulai action dan selama itu berlanjut peserta trus mengevaluasi dari percobaan pertama dan melakukan perbaikan.

Setelah waktu simulasi berakhir kita lanjutkan dengan sharing dan yang didapat dari aktifitas ini adalah kerjasama atau team work.

2.    Levitation
Dalam aktivitas ini peserta diberikan tugas untuk berpindah dari bagian dalam lingkaran dalam ke bagian luar lingkaran luar dengan alat bantu seutas tali dan perlengkapan safety.
Setelah penjelasan tentang permainan selesaai peserta langsung menyusun cara dalam menyelesaikanya dan membagi tugas di anatar mereka serta urutan siapakah yang jadi orang pertama dan berikutnya. Merekapun memulainya dan dapat menyelesaikan tugas ini dalam waktu yang telah di tentukan seteleah action dari peserta selesai, kita berbagi certa dan share dalam aktifitas ini dan hal yang dapat diambil menjadi sebagai pembelajaran adalah bahwa setiap orang memiliki peranan penting dan harus berkontribusi dalam teamnya.


3.    Escape From Alcatras
Aktivitas ketiga ini adalah alcatraz dalam aktifitas ini peserta ditugaskan untuk menyebrang dari titik A ke titik B melalui skema kotak yang telah di tentukan. Dalam aktivitas ini peserta menyalahi aturan main yang berlaku dalam mneyelesaikan tugas, peserta menggunakan alat bantu yang seharusnya itu tidak dilakukan karena yang boleh dilakukan hanyalah komunikasi verbal. Setelah permainan selesai peserta berbagi dan mendapatkan bahwa hal yang dapat diaplikasikan dalam permainan ini adalah pentingnya komunikasi selain itu peserta menyadari bahwa aturan main itu tetep harus diikuti dan tidak ada penghahalan segala cara.

4.    Pamper Pole
Dalam aktivitas keempat ini peserta ditantang untuk mampu naik pohon dan loncat nyentuh bola yang tergantung. Mengunakan safety equipment yang ada. Dalam aktivitas ini peserta tidak mencoba semuanya hanya 6 orang saja dan itu melebihi target yang telah ditentukan. Dalam aktivitas ini peserta menyadari ini sebagai tantangan personal dan setiap orang harus berkontribusi untuk keberhasilan team.

5.    Mouse Trap
Perserta mendapatkan tantangan untuk dapat melewati rintangan yang telah diberikan berupa jalur yang ada halang rintangnya, peserta diberikan tiga perana yaitu leder yang mengarahkan rekanya dan folower yang melewati rintangan sesuai instruksi yang diberikan rekan satu teamnya( leadar ).

Dalam aktifitas ini peserta mulai dengan briefing setelah instruksi yang diberikan oleh saya peserta membuat rencana untuk menyelesaikan simulasi permainan ini, peserta pun trus memperbaiki rencana mereka sesuai dengan pengalaman pasangan sebelumnya.

Setelah aktifitras selesai kita kemudian akhri aktifitas ini dengan sharing untuk mendapatkan hal yang dapat diambil sebagai pembelajaran, dalam aktifitas pertama pada sesi ini peserta berkesimpulan bahwa hal yang dapat diambil sebagai pembelajaran dari simulasi permainan ini adalah kepercayaan, khususnya kepercayaan sesama team. Peserta tetap konsisten dari pengaplikasian pembelajaran pada simulasi sebelumya

FINAL ACTIVITY
Cowboy Show adalah aktifitas pada sesi ini peserta kembali berkumpul secara kelompok besar dalam kelompoknya masing-masing peserta tetap antusias dalam beraktifitas. Itu tercermin dari keikutserta seluruh anggota kelompok.

API UNGGUN
Pada sesi api unggun peserta sebelumnya diminta untuk menuliskan kukurangan team dalam selembar kertas dan yang mereka tuliskan adalah :
1.    Have some something in the begining
2.    Kepercayaan diri kelompok yang berlebih
Peserta mengikuti sesi ini hingga akhir dengan semangat dan kontribusi mereka, tercermin dari keikutsertaan mereka.


MORNING EXCERCISE
Peserta melakukan olahraga pagi di mulai dari gerakan statis sampai dinamis dan kombinasi. Dan dilanjut dengan senam ala boots Peserta tetap antusia dengan kegiatan itu tercermin dalam keikutsertaanya.

OLYMPIC GAMES
Peserta diajak untuk melakukan permainan secara kelompok besar dalam kelompoknya masing-masing, aktifitas permainanya adalah bulldozer Pada aktifitas ini peserta sangat antusias karena terasa seperti ada saingan yang memicu antusias tersebut, keantusiasan dan semangat peserta terbukti dengan  semuanya dalam kelompok musteng ikut serta dan berpartisipasi aktif. Dan pada saat aktivitas ini berlangsung ketua di kumpulkan untuk mempersiapkan aktifitas selanjutnya.

FINAL PROJECT
Ini adalah aktifitas terakhir dari rangkaian kegiatan di dalam aktifitas ini tidak ada lagi kelompok-kelompok kecil tapi semua sama untuk menyelesaikan tugas yang sama. Dalam aktifitas ini orang-orang dalam kelompok Mustang terlihat berpartisipasi aktif dengan keikutsertaanya.

CLOSING
Rangkaian acara pun telah selesai dan peserta masi mengikuti hingga rangkaian acara selsai dan acarapun di tutup dengan simbol penyerahan otoritas kembali dari pihak Boots ke pihak Protelindo.


KELOMPOK DELAPAN ENAM

Fasilitator Kelompok               : KOPENG
Leader Kelompok.                  : WAHYU ARYO WICAKSONO
Nama Peserta.                       :
 - MARIA IMMACULATA, REHUEL AYAL, WENNY SIPUTRA ADIPATI, VIRGIAWAN ARDI, WAHYU BASKORO, WAHYUDIN, YULIAR ADI WIDYAN, ANDREAS ARI RUSTAM, ALIA RAHMANI
                                                                                  
Dinamika Kelompok
Dinamika kelompok dimulai ketika seluruh peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan para fasilitator pun sudah mulai ikut serta didalamnya, salah satu kelompok tersebut adalah DELAPAN ENAM, dimana kelompok tersebut beranggotakan 1O orang, kegiatan yang pertama kali dilakukan setelah pengelompokan adalah Small group activity dan dilanjutkan dengan beberapa kegiatan lainnya.

SMALL GROUP ACTIVITY
Permainan yang dilakukan di Small group activity adalah tose a name, war speed dengan cara jugling ball dan yang terakhir adalah pass to person

  1. Tose a Name
Sebelum kelompok melakukan permainan tersebut, saya sebagai fasilitator menanyakan kepada seluruh anggota kelompok apakah sudah saling mengenal satu sama lainnya, dan jawabannya adalah sudah, walaupun ada beberapa orang yang menjawabnya hanya mengenal wajah tapi tidak mengenal nama, maka untuk itu saya mengajak kelompok untuk untuk memainkan permainan tersebut, dalam permainan ini peserta diajak untuk menyebutkan namanya masing-masing sambil mengoper bola tenis secara bergantian dengan aturan-aturannya yaitu : bola tidak boleh terjatuh, setiap orang berhak mendapatkan satu kali memberi dan satu kali menerima , saat proses memberi tidak boleh ke orang sebelah kiri/kanannya langsung, melainkan harus longkap minimal satu orang disebalahnya.

Di awal permainan, kelompok masih banyak melakukan kegagalan, ada yang kurang focus cara menangkap bola, ada yang salah menyebutkan nama rekannya. Setelah berhasil tanpa melakukan kesalahan, kelompok ditantang ke level selanjutnya untuk melakukannya dengan menggunakan dua buah bola, di level ini kelomnpok kembali mengalami kegagalan, itu di karenakan kelompok belum mengetahui pola atau caranya, setelah diberikan waktu untuk mengatur strategi, kelompok mulai mengatur membuat pola agar dapat menyelesaikan permainan, dan terbukti kelompok dapat menyelesaikannya. Kemudian kelompok ditantang kembali ke level selanjutnya untuk memainkan permainan tersebut dengan target mencari waktu tercepat, dalam artian berapa lamakah kelompok mampu melakukan permainan tersebut.

  1. War speed
Permainan ini merupakan level selanjutnya, yaitu kelompok ditantang untuk membuat target waktu tercepat untuk menyelesaikan permainan tadi, disaat pertama mencoba melakukan tantangan tersebut, peserta melakukannya cukup lama yaitu sekitar 16 detik, kemudian saya tanya kepada kelompok, cukupkah dengan hasil waktu tersebut, dan kelompok mengatakan belum cukup, sehingga kelompok harus melakukannya berulang-ulang untuk mendapatkan target waktu yang sesuai dengan apa  yang kelompok inginkan, dan alhasil dengan semangatnya kelompok berhasil mencapai target yang diinginkan, yaitu 6 detik. Setelah itu kelompok ditantang kembali dengan level permainan selanjutnya.

  1. Pass to person
Dalam permainan ini peserta dalam kelompok dituntut rasa saling percayanya, untuk itu terlebih dahulu peserta diminta untuk saling berpasangan, karena teknis bermainnya cukup beresiko, yaitu adanya satu orang yang akan menjatuhkan diri kearah belakang, sedangkan yang satu orangnya lagi sebagai orang yang menahannya agar tidak terjatuh, saat dalam proses bermain, awalnya ada beberapa orang yang terlihat belum merasa yakin atau percaya terhadap rekannya, setelah diberikan arahan dan pengertian mengenai pentingnya rasa percaya terhadap rekannya maka rasa keragu-raguannya tersebut mulai hilang, lalu peserta pun ditantang kembali dengan tehnik bermain yang lebih beresiko lainnya, dan akhirnya kelompok pun dapat menyelesaikan tantangan tersebut dengan baik.

INITIATIVE PROBLEM SOLVING
Disesi ini kelompok ditantang dengan beberapa simulasi permainan di pos yang teknisnya berotasi atau bergantian mainnya dengan kelompok yang lain, durasi disetiap posnya hanya diberikan waktu 36 menit, itu termasuk waktu pergerakan menuju pos, breffing mengenai permainannya, action dan juga sharing. Nama permainannya diantaranya yaitu ada permainan Alcatras, pamper pole,muosetrap,take the ball  dan valatation dan diakhiri dengan diskusi untuk membahas tentang esensi atau poin pembelajaran yang didapat dalam setiap permainannya.

  1. Alcatras Escape
Target di pos permainan ini adalah menyeberang dari  titik A ke titik B dengan media kotak-kotak yang disediakan ada 35 kotak ,dengan 9 langkah tidak boleh melangkah lebih dari 1 kotak,dan diatara kotak ter sebut ,ada beberapa jebakan BOM.peserta tidak boleh menggunakan alat apapun.

Teknis bermainnya kelompok harus melewati jebakan BOM,satu orang berjalan bergantian dan yang lainnya berada luar/dibelakang kamar yang sudah ditentukan, karena hal tersebut itu merupakan aturannya. Dalam permainan ini kelompok cukup kesulitan, kurangnya koordinasi dan juga tanggungjawab dan peran masing masing anggota yang membuat kelompok ini harus selalu mengulang lagi.

Di sesi sharing saya sebagai fasilitator bertanya kepada kelompok, apa yang menjadi kendala sehingga kelompok belum berhasil menyelesaikan tantangan dipermainan tersebut, dan banyak yang mengungkapkan tentang kekurangan yang ada dikelompok diantaranya adalah terlalu banyaknya orang yang memberikan instruksi, dalam artian hanya cukup satu orang saja untuk mengatur jalannya permainan, kurang focus terhadap peran masing-masing, tidak adanya koordinasi karena kurangnya komunikasi diantara setiap peranan

  1. Pamper Pole
Dalam permainan ini kelompok diminta untuk memukul target yang berada di atas ketinggian kurang lebih 1O meter. Dimana target dalam permainan ini adalah  Bola yang digantung.

Sebelum melaksanakan setiap peserta menggunakan alat pengaman tubuh FULL BODY HARNEST ,HELMET DAN TALI CARMATELL , Setiap peserta harus berkomunikasi dengan team TEKNIS/SUPORT [BILAYER] dan mengatakan BILAY ON ,BARU Peserta bisa menaiki tangga sampai titik terakhir  diatas pohon untuk persiapan loncat  dan memukul bola. Dalam permainan ini, sampai waktunya habis, kelompok hanya berhasil memukul target 8 orang.

Di sesi sharing saya menanyakan kepada kelompok, apa yang menjadi berhasil mencapai targetnya dari minimal 5 orang jadi 8 orang yang berhasil, tapi hanya satu jawaban yang digaris bawahi bahwa  jelasnya informasi atau arahan yang disampaikan oleh leadernya, lalu percaya dengan kekuatan alat yang digunakan  dan dukungan team untuk memberikan semangat.

  1. Mouse Trap
Dalam permainan inipun kelompok diminta membagi menjadi beberapa Sub kelompok, 3 orang dalam kelompok ada 3 peran yaitu peran LEADER,OBSERVER dan FOLLOWER, tugas dalam permainan ini adalah meloloskan FOLLOWER dari garis START ke garis FINISH ,dengan melintasi rintangan  yang memberikan komando /perintah untuk berjalan adalah LEADER yang menerima isyarat /bahasa tubuh dari OBSERVER,tugas LEADER tidak mudah karena pandangannya membelakangi FOLLOWER,dalam permainan ini lolos 3 FOLLOWER.

Di sesi sharing kembali saya bertanya mengenai esensi yang terdapat dalam permainan itu, lalu jawabannya adalah kerjasama tim, focus dan tanggung jawab terhadap peranannya masing-masing, dan saya kembali bertanya, jika kita analogikan ke tiga peranan itu yang ada di PROTELLINDO adalah peranan apa saja, maka jawabannya adalah peranan FOLLOWER di ibaratkan sebagai para karyawan yang Bekerja dan yang berperan sebagai OBSEVER  adalah sikaka sebagai penengah yang harus mengamati pergerakan/kerja  buruh/karyawan dengan management, sedangkan yang berperan sebagai LEADER  di ibaratkan sebagai management.

  1. Take The Ball
Dalam permainan ini kelompok di tugaskan membawa target dari titik A ke titik B dengan menggunakan tali, didalam permainan ini ada beberapa kali gagal dalam membawa target dengan waktu setiap permainan 36 menit , dan menit terakhir berhasil juga membawa/memindah target.

Di sesi sharing saya bertanya kenapa dalam permainan TAKE THE BALL hampir tidak bisa ? dan jawaban peserta/anggota kelompok tidak focus dan lupa akan tugas masing.karena terlalu banyak komando/perintah,peran LEADER nya kurang aktif.
  1. Levitation
Dalam permainan ini tugas kelompok adalah menyebrang dari lingkaran yang sudah di siapkan dengan menggunakan tali kuralon dan alat pengaman tubuh shit harness vulley dan carabiner, setiap anggota kelokpok satu persatu menyebrang di bantu oleh kelompoknya,ada beberapa kali gagal dalam melintasi garis yang di tentukan,tapi dalam waktu yang setiap permainan 36 menit,semua anggota kelompok berhasil keluar dari lingkaran.

Di sesi sharing saya bertanya kenapa awal permainan selalu gagal,jawaban kelompok harus mencoba dahulu dan strategi ,mana yang terlebih dahulu yang harus di sebrangkan dan mana yang terakhir,dan dalam permainan ini butuh seorang LEADERSHIP.dan dukungan dari anggota kelompok.



KELOMPOK TUJUH

FASILITATOR                        : ELA
ANGGOTA KELOMPOK       :
-       MICHAEL BUCEY, DEEMAR DANA, RATNA SURYAWATI, LISA MENDISON, DITA FANDINI, ASEP SYAFRUDIN, WAHYU ARIA P, DIMAS SATRIA, ANDIKA ARIEF PRATAMA, CUT RENNY

TEAM IDENTITY ( Yelling & Make a Flag )
Pada aktifitas awal ini, kelompok berinteraksi cukup baik satu sama lain. Ada beberapa anggota kelompok yang lebih aktif dan berinisiatif mengambil bagian pekerjaan seperti : DEEMAR, CUT RENNY, ANDIKA, RATNA. Sedangkan yang lain lebih mengikuti aktifitas kelompok

BACK BALL
Kelompok merasa ada beberapa factor hambatan pada aktifitas ini sebagai berikut : Rasa Segan terhadap atasan yang berakibat ketidakfokusan, kurang mampu untuk berkomunikasi dengan baik, kurang fungsi control

SMALL GROUP ACTIVITY ( Conditioning & Toss A Name )
Anggota kelompok tampak masih segan untuk tampil memimpin dan mengarahkan anggota kelompok yang lain, sehingga cenderung menahan diri untuk memberikan solusi / pendapat saat melakukan permainan. Kelompok tampak lebih berhati – hati setelah gagal di permainan sebelumnya

INITIATIVE PROBLEM SOLVING
1.   Escape from Alcatras
Kelompok cukup pesimis di awal, dan merasa tidak dapat menyelesaikan aktifitas ini. Selama permainan tiap anggota tampak semakin semangat mencari solusi dan bertukar pendapat dengan anggota kelompok yang lain. Kelompok terlihat sangat fokus dan bertekad untuk berhasil. Kelompok mulai membangun pattern komunikasi dalam kelompok, anggota kelompok bergantian memberikan informasi dan mendengarkan informasi dari rekan tim dengan cukup baik. Tiap anggota kelompok mulai terlihat nyaman dan membuka diri satu sama lain. Dan keseganan yang terlihat di aktifitas sebelumnya mulai hilang

2.   Pumper Pole
Kelompok memasuki aktifitas ini dengan level yang cukup baik, kekompakan dan kenyamanan satu sama lain sangat terlihat. Mereka saling membantu memasangkan Harness tanpa perlu diarahkan terlebih dahulu, Setiap peserta yang mendapat giliran naik melakukan dengan cepat dan cukup percaya diri, meskipun ada beberapa peserta yang tampak takut tapi tidak ada yang lama menahan diri di atas. Karena pergerakan yang cepat tersebut, seluruh anggota mendapat kesempatan untuk mencoba. Menurut pengamatan saya, mereka bisa mendorong diri mereka sendiri karena atmosfer dalam kelompok yang baik dan sangat mendukung. Dan tiap peserta sangat puas dengan pencapaian individu mereka masing – masing

3.   Mouse Trap
Setelah dibagi menjadi sub kelompok, kelompok sibuk berdiskusi dengan sub kelompok masing – masing untuk strategi melakukan tantangan permainan. Dalam permainan ini mereka menyadari tentang kemampuan untuk memimpin / mengarahkan dengan baik, kemampuan untuk menjadi follower yang baik dengan  mendengarkan rekan kerja, menurunkan ego diri dan mempercayai instruksi untuk kepentingan kelompok, pentingnya menetapkan sudut pandang yang tepat dalam berkomunikasi dan memimpin

4.   Take The Ball
Kelompok gagal dalam aktifitas ini, menurut pengamatan saya kelompok memiliki kesulitan untuk fokus dan perform baik terhadap tekanan dari luar. Kelompok cukup down dan kecewa, tapi kelompok menyadari kekurangan tersebut dan saling berusaha memotivasi satu sama lain

5.   Levitation
Pada permainan ini, kelompok tampak ingin membuktikan bahwa kelompok bisa perform lebih baik. Kelompok berhati – hati menyelesaikan dan saling menyemangati satu sama lain. Berkomunikasi dan menyelesaikan masalah cukup baik dalam permainan ini.

Kesimpulan :

Dinamika kelompok cukup baik dan meningkat dari awal hingga akhir permainan, ada beberapa “motor” dalam kelompok seperti : Deemar, Andika, Ratna, Dimas. Mereka bergantian mengambil kendali untuk mengarahkan tim dalam memecahkan masalah, baik dalam permaianan maupun dalam debrief. Anggota kelompok yang lain aktif dan berkontribusi positif mengikuti pergerakan dinamika kelompok.


KELOMPOK WATERFALL

Fasilitator                    : Dhika Pranastyasih (Dhiko)
Nama Anggota            : 1. Ari Pudjiono                                   6. Mufti Arief Rudyansyah
                                      2. Defandi Febrian Bustami              7. Rizal Rizaldi
                                      3. Febriyane Madewa                       8.Sander
                                      4.Ismatullah                                      9. Septy Fahrani
                                      5. Kurniawan S. Wibowo                  10. Theresia Sovia Girsang

OPENING & GROUPING
Kegiatan dimulai dengan sesi foto bersama seluruh peserta dalam grup besar, kemudian dilanjutkan dengan meminta peserta membuat lingkaran besar untuk kegiatan energizer melalui permainan Samurai.

Selanjutnya peserta dibagi ke dalam 10 kelompok kecil melaui permainan Animal Call, dan secara langsung menentukan nama, yell  dan ketua kelompoknya masing-masing. Kelompok 8 yang berjumlah 10 orangkemudian sepakat memilih Waterfall sebagai nama kelompok dan Ibu Febriyane sebagai ketuanya.

Kegiatan conditioning dilakukan oleh TATIB, peserta diberitahukan agar selama acara :
·  selalu menggunakan dan menjaga atribut/kelengkapan yang diberikan baik pada perseorangan maupun pada kelompok
·   disiplin waktu, be on time
·   no smoking, no littering 
Peserta juga diberitahukan akan adanya sanksi setiap kali terdapat pelanggaran.

Toss A Name
Game ini dilakukan bersamaan dalam tiga kelompok kecil (post groups) sebagai perkenalan dan mencairkan suasana. Peserta berbaur dan mengenal sekilas nama-namanya walaupun permainan tidak dapat diselesaikan secara utuh.

INITIATIVE PROBLEM SOLVING
  1. Mouse Trap
Permainan ini dilakukan dalam sub-group yang terdiri dari 3 orang (leader, mirror, follower). Dari 7x percobaan, Waterfall berhasil melewati tiga rintangan saat percobaan ke-5. Dan akhirnya berhasil melewati seluruh rintangan di percobaan ke-6.
Dari permainan ini, diungkapkan anggota kelompok bahwa :
-     dibutuhkan adanya kepercayaan dari setiap bagian agar dapat menyelesaikan pekerjaan (trust)
-     setiap bagian harus melakukan tugasnya dengan baik, sehingga tidak merugikan bagian lain (teamwork)

  1. Take The Ball
Walaupun cukup lama menentukan strategi pada percobaan pertama, Waterfall berhasil mengangkat bola di titik awal namun gagal menaruhnya di titik akhir. Pada percobaan ke-2,  kelompok ini berhasil dengan cepat, bahkan menjadi yang tercepat dibandingkan dua grup lainnya di pos yang sama.

Waterfall kemudian diberi tantangan tambahan untuk melakukan permainan tanpa berbicara (silent), dalam tantangan ini Waterfall beberapa kali gagal.
Ibu Febri sebagai leader berperan banyak dalam mengarahkan teman kelompoknya untuk mendengarkan instruksi dari satu orang saja sebagai komando.

Dalam diskusi di akhir permainan Waterfall menyebutkan :
-     hal yang membuat mereka sangat cepat menyelesaikan permainan adalah tidak ada yang ingin menonjol, satu sama lain saling support dan semangat menyelesaikan permainan
-      bahwa tidak perlu terlalu formal dalam bekerja, perlu adanya craziness&speed tetapi tetap serius menyelesaikan pekerjaan (professional)

Selain team leader, pak Ari dan pak Rizal juga cukup aktif berperan dalam memberikan ide-ide strategi permainan.

  1. Levitation
Berbeda dengan beberapa permainan sebelumnya, dalam permainan ini Waterfall langsung mengalami kegagalan di awal permainan. Setelah berganti strategi kelompok ini berhasil mengantarkan empat orang anggotanya keluar dari zona bahaya.

Tercatat bahwa hal yang dapat dipelajari melalui permainan ini adalah :
-       diperlukan dukungan dan strategi yang matang untuk mencapai keberhasilan
-       faktor fisik yang mulai menurun seharusnya tidak menjadi penghalang keberhasilan

  1. Escape From Alcatrss
Kelompok Waterfall sempat kebingungan tentang adanya urutan langkah di awal permainan. Suasana dalam permainan ini terasa lebih serius. Berkali-kali mencoba, mengatur strategi (termasuk mengintip dari balik penghalang) akhirnya hampir di akhir waktu permainan kelompok ini  berhasil mengantarkan dua orang anggotanya menyelesaikan permainan.

Waterfall menemukan bahwa :
-  dalam komunikasi diperlukan adanya tahapan-tahapan agar informasi yang perlu disampaikan lebih jelas diterima dan mudah dipahami
-       semua perlu bekerjasama, jujur, fokus dan saling terbuka

  1. Pumper Pole
Sejak awal permainan, kelompok Waterfall sudah langsung menentukan beberapa orang yang akan naik. Diantaranya pak Ari, bu Septi  dan pak Mufti yang berinisiatif ingin mencoba dalam permainan ini. Menyusul kemudian pak Ismet & pak Fendi yang ambil bagian melengkapi jumlah anggota yang naik menjadi 5 orang.

Dari diskusi setelah permainan, disebutkan bahwa tidak ada kesulitan yang berarti dalam permainan ini karena beberapa diantaranya melakukan hal yang berhubungan dengan ketinggian dalam kesehariannya. Menurut beberapa orang yang baru pertama kali melakukannya pun ini menjadi pengalaman yang menyenangkan.

Nilai yang didapat dalam permainan ini adalah jika kita sudah memulai sesuatu maka kita harus berusaha menyelesaikannya dengan baik (komitmen, integritas)
                                                                       
FINAL ACTIVITY
Dalam permainan kompetisi ini peserta kembali dipertemukan dengan kelompok lainnya. Dengan strategi yang matang, kekompakan dan kerjasama diantara anggotanya, di akhir permainan ini Waterfall berhasil menjadi kelompok tercepat dalam kompetisi.

OLYMPIC GAMES
Semangat yang tinggi hampir mengantarkan kelompok Waterfall menjadi pemenang dalam permainan Buldozer. Sangat disayangkan, karena terlalu antusias akhirnya kurang berhati-hati sehingga beberapa detik sebelum menginjak garis finish kelompok ini terjatuh dan tidak berhasil menyelesaikan permainan. Namun kegagalan tidak menyurutkan semangatnya sampai akhir acara.

FINAL PROJECT
Pada tantangan terakhir, peserta kembali disatukan dalam kelompok besar. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan peserta untuk mencapai keberhasilan. Kelompok-kelompok yang bersaing dalam aktivitas sebelumnya saling bekerjasama dan berbagi tugas untuk menyelesaikan tantangan. Dan dengan kerjasama yang baik, dalam waktu singkat peserta berhasil menyelesaikan tantangan terakhir ini.

CLOSING
Sebagai pamungkas, rangkaian aktivitas ditutup oleh beberapa orang perwakilan peserta yang memberikan pesan agar nilai-nilai pembelajaran, walaupun singkat, dapat digunakan dengan baik oleh peserta.
Peserta kemudian diserahkan kembali pada pihak Manajemen PT. Protelindo.



KELOMPOK SPIRIT

Fasilitator Kelompok   : Dicky
Leader Kelompok       : Deddy Nababan
Nama Peserta                        :
-       Muhammad Taftazani
-        Avrian Prinindita Priyono
-       Alex Shofa Multazam
-       Andrie Sarjono Liputo
-       Yadi Kurniawan Hidayat
-       Winiarkanti Mahanani
-       Maria Patricia
-       Linda
                                         
DINAMIKA KELOMPOK
Dinamika kelompok dimulai ketika seluruh peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan para fasilitator pun sudah mulai ikut serta didalamnya, salah satu kelompok tersebut adalah SPIRIT, dimana kelompok tersebut beranggotakan 9 orang, kegiatan yang pertama kali dilakukan setelah pengelompokan adalah Small group activity dan dilanjutkan dengan beberapa kegiatan lainnya.

SMALL GROUP :
Permainan yang dilakukan di Small group activity adalah tose a name.

Tose a Name
Sebelum kelompok melakukan permainan tersebut, saya sebagai fasilitator menanyakan kepada seluruh anggota kelompok apakah sudah saling mengenal satu sama lainnya, dan jawabannya adalah sudah, walaupun ada beberapa orang yang menjawabnya hanya mengenal wajah tapi tidak mengenal nama, maka untuk itu saya mengajak kelompok untuk untuk memainkan permainan tersebut, dalam permainan ini peserta diajak untuk menyebutkan namanya masing-masing sambil mengoper bola tenis secara bergantian dengan aturan yang telah ditentukan.

INITIATIVE PROBLEM SOLVING
Disesi ini kelompok ditantang dengan beberapa simulasi permainan di pos yang teknisnya berotasi atau bergantian mainnya dengan kelompok yang lain, durasi disetiap posnya hanya diberikan waktu 30 menit, itu termasuk waktu pergerakan menuju pos, breffing mengenai permainannya, action dan juga sharing.

Nama permainannya diantaranya yaitu ada permainan Mouse Trap, Take the Ball, Levitation, Escape from Alcatraz, Pamper Pole dan diakhiri dengan diskusi sharing membahas tentang poin pembelajaran yang didapat dalam setiap permainannya.

  1. Mouse Trap
Dalam permainan ini kelompok diminta untuk membagi menjadi beberapa sub kelompok sebanyak 3 orang dalam setiap sub kelompoknya, dikarenakan dalam permainan ini akan ada 3 peranan, yaitu peranan leader, mirror dan follower.

Dimana target dalam permainan ini adalah meloloskan peranan follower dari titik start ke titik finish melalui jalur yang disediakan, dimana dijalur tersebut terdapat beberapa penghalang sebagai rintangannya, dan follower itupun tidak mudah untuk melewatinya rintangannya, karena matanya akan ditutup, untuk itu maka follower membutuhkan instruksi atau arahan dari peranan seorang leader, hanya saja leader tersebutpun tidak mudah memberikan arahannya, karena posisi badannya membelakangi posisi follower tersebut, sehingga tidak melihat secara langsung apa yang harus diinstruksikan agar dapat dilakukan oleh follower, maka peranan leader pun memerlukan bantuan dari seseorang yang akan berperan sebagai mirror , akan tetapi peranan mirror memiliki keterbatasan, yaitu tidak boleh berbicara, sehingga informasi yang disampaikan kepada leader yaitu secara nonverbal, hanya bahasa tubuh saja. Dalam permainan ini, sampai waktunya habis, kelompok hanya berhasil meloloskan 7 follower saja.

Di sesi sharing saya menanyakan kepada kelompok, apa yang menjadi kendala dalam kelompok ini sehingga tidak berhasil mencapai targetnya?, dan jawabanpun bermacam-macam, tapi hanya satu jawaban yang digaris bawahi bahwa kurang jelasnya informasi atau arahan yang disampaikan oleh leadernya, lalu sayapun kembali bertanya, kenapa tidak ditanyakan kembali instruksi tersebut, dan jawabannyapun jelas yaitu segan, sehingga kurangnya komunikasi dalam kelompok ini membuat tidak tercapainya target keberhasilan.

  1. Take the Ball
Target dalam permainan ini yaitu memasukan sejumlah bola satu persatu yang harus dipindahkan terlebih dahulu dari start ke finish , dimana sebelumnya bola harus diposisikan diatas pipa dan dipindahkan ke pipa yang lainnya denga media bantu untuk memindahkannya adalah tali yang akan diberikan jumlahnya setengah dari jumlah anggota kelompok, dengan aturannya saat proses yaitu bola tidak boleh terjatuh, lalu tali sebagai media bantunya tidak boleh diikat atau disimpul, jika terjadi maka permainannya akan diulang kembali.

Maka dalam permainan ini kelompok mengatur perencanaan atau strategi agar berhasil mencapai targetnya, ternyata dalam permainan ini kelompok lebih banyak menghabiskan waktu hanya untuk perencanaan atau mengatur strateginya saja, sehingga waktu untuk menjalankan permainan tersebut tidak cukup, dalam proses bermainpun terlalu banyak peserta yang memberikan instruksi, sehingga banyak yang terlihat kebingungan untuk menerima instruksi mana yang harus dijalankan, dalam permainan ini kelompok hanya berhasil mencapai 2 targetnya.

  1. Levitation
Dalam permainan ini tugas kelompok adalah mengeluarkan seluruh anggota kelompoknya dari dalam ke luar lingkaran dengan media bantu utamanya yaitu seutas tali tambang, dimana tali tambang tersebut salah satu ujungnya telah diikatkan ke sebatang pohon, sedangkan untuk dapat keluar dari lingkaran tersebut peserta yang melakukannya harus bergelantungan sambil menarik tubuhnya sendiri, untuk itu ujung tali yang satunya lagi harus dibentangkan oleh rekan-rekannya dalam kelompok. Permainan ini adalah permainan yang cukup beresiko, sebelum melakukannya peserta diwajibkan menggunakan alat pengaman.

Dalam permainan ini kelompok berhasil mengeluarkan seluruh anggotanya, walaupun sebelumnya ada anggota yang sedikit ragu terhadap kemampuan rekan-rekannya untuk mangeluarkannya, dikarenakan mengukur berat bobot tubuhnya yang cukup besar, tetapi setelah diberikan pengertian tentang rasa percaya dan yakin terhadap rekannya, begitupun rekannya yang berusaha meyakinkannya, maka peserta tersebutpun mau melakukannya. Sehingga di sesi sharing yang kami bahas adalah pentingnya rasa percaya dalam sebuah kelompok.

  1. Escape from Alcatraz
Dalam permainan ini terdapat 2 zona permainan, ada zona eksekusi dan ada zona koordinasi. Tugas dalam permainan ini adalah meloloskan seluruh anggota kelompok dari start ke finish melalui media garis kotak-kotak, dimana terdapat 7 garis kotak vertikal dan di kali 5 kotak horizontal (zona eksekusi), maka akan terdapat 35 kotak. Hanya saja untuk dapat meloloskan seluruh anggotanya, kelompok cukup mencari 9 kotak yang telah ditentukan oleh saya selaku fasilitator.

Teknis bermainnya yaitu peserta mencoba satu persatu dimana sebelumnya seluruh peserta berada di zona koordinasi. Diawal permainan, kelompok terlihat sedikit kesulitan dalam melakukan permainan ini, masih terlihat sikap individualnya sehingga kurang memaksimalkan zona koordinasi, dimana zona tersebut jika difungsikan dengan baik untuk berkoordinasi, maka setiap anggotanya dapat menyelesaikan permainan ini dengan cepat. Setelah beberapa orang mencoba dan gagal, maka kelompokpun mengetahui arti pentingnya komunikasi dan koordinasi.

  1. Pamper Pole
Permainan ini lebih menitik beratkan kepada kemampuan individu di kelompok untuk melakukan pengendalian dirinya, dimana peserta ditantang untuk memukul sebuah bola diatas ketinggian 10 meter dengan cara melompat, untuk itu peserta di fasilitasi kembali alat untuk pengaman, sebelum bermain kelompok saya berikan penjelasan mengenai pentingnya alat pengaman yang harus dipakai.


KELOMPOK VICTORY

Fasilitator                    : Tebing
Anggota Kelompok     :
-        Steven Yu
-       Ari Sani Sanusi
-        Kurniawan
-       Rio Singgih
-       Claudia Widyasari
-       Eniyah Zahra
-       Armelia Arysia
-       Ari Setiawan
-       Jihan Mirza
-       Teddy Trianto

ICE BREAKING
Pada pukul 10.34 kelompok memulai program dengan melakukan Ice Breaking. Permainan Toss An Animal Name dipilih agar kelompok kenal satu dengan yang lain. Hanya sedikit yang baru kenal, beberapa dari anggota kelompok mengetahui nama beberapa orang namun belum pernah ketemu muka.

Di awal permainan kelompok terlihat sedikit canggung karena banyak yang belum kenal. Terlebih di kelompok Victory ini terdapat Mr. Steven Yu yang mempunyai posisi di Manajerial. Namun tidak membutuhkan waktu yang lama bagi kelompok untuk bisa mencairkan suasana. Beberapa anggota kelompok mulai terlihat akrab dan saling melontarkan candaan.

INITIATIVE PROBLEM SOLVING
1. Levitation
Aktifitas berikut yang dilakukan kelompok adalah simulasi Problem Solving. Untuk rotasi pertama, kelompok mendapatkan simulasi Levitation. Dimana kelompok harus mengeluarkan semua anggotanya dari lingkaran dalam ke luar dari lingkaran luar dengan bantuan tali dan beberapa alat safety.

Di awal terlihat kelompok masih mencari cara dan posisi badan yang tepat untuk masing-masing anggota kelompoknya. Beberapa terlihat gagal dan mengulang permainan. Dengan perjuangan yang lumayan berat, akhirnya kelompok bisa menyelesaikan permainan ini. Keberhasilan kelompok sedikit terbantu dengan postur tubuh rata-rata anggota kelompok yang merata, tidak ada yang terlalu berat sehingga semua anggota kelompok bisa menyeberang tanpa kendala yang berarti.

Kerjasama yang solid, kepercayaan terhadap tim yang penuh menjadi nilai belajar yang muncul dalam debriefing kelompok di akhir simulasi.

2. Escape from Alcatraz
02.10 WIB.
Aktifitas berikut yang dilakukan kelompok adalah simulasi Escape From Alcatraz. Kelompok terlihat sangat serius menyimak brief yang disampaikan. Beberapa orang terlihat terburu-buru ingin segera mengeksekusi permainan ini. Beberapa lagi mencoba untuk melakukan diskusi dan brainstorming mengenai cara/metode yang digunakan.

Setelah beberapa saat, kelompok mendapatkan kesepakatan tentang cara penyelesaian dengan menggunakan penamaan baris dan kolom yang ada. Di awal-awal permainan beberapa anggota kelompok mencoba dengan trial dan error untuk mengetahui jalur namun baru di level 5 Dari 7 level, beberapa anggota selalu melakukan kesalahan yang sama dengan tidak mengingat jalur yang sudah benar.

Hal ini berlangsung agak lama, bahkan beberapa turun di level 4. Teddy Triyanto menjadi orang pertama yang berhasil lolos dari permainan ini. Kemudian disusul oleh beberapa orang yang lain. Di akhir permainan ada tiga orang yang tersisa dan terlihat agak lambat karena terus mengulang jalur yang salah. Permainan ini berakhir 23 menit, terlewat 3 menit dari waktu yang ditetapkan.

Komunikasi yang efektif, kemampuan mengingat dan mendengar yang baik, konsentrasi, fokus pada tujuan serta koordinasi yang baik menjadi nilai belajar yang didapatkan kelompok saat debriefing di akhir simulasi.

3. Pamper Pole
02.50 WIB.
Simulasi berikutnya lebih ke personal challange. Kelompok diminta untuk memilih 5 orang dari anggotanya untuk melakukan Simulasi High Rope Pamper Pole. Setelah melakukan konsolidasi beberapa saat kelompok memilih Steven Yu, Ari Sani sanusi, Eniayah Zahra, Ari Setiawan dan Teddy Triyanto.

Sebagai orang yang pertama mencoba adalah Steven Yu. Keberhasilan Steven Yu mengeksekusi tugas di Pamper Pole terlihat memberikan aura yang positif bagi kelompok. Hal ini terbukti memberikan semangat bagi yang lain untuk berhasil juga menyelesaikan tantangan. Kelompok bisa menyelesaikan tugas dengan catatan waktu yang cepat dan semua (5 orang) yang ditunjuk bisa berhasil. Keinginan untuk mencoba, fokus pada tujuan, percaya pada lingkungan kerja dan kebulatan tekad menjadi nilai belajar yang muncul di sesi debriefing kelompok.

4. Mouse Trap
03.25 WIB.
Di simulasi mouse trap kelompok terlihat terkejut karena mendapat hukuman dari Seksi Tata Tertib. Hal ini terjadi karena salah satu anggota kelompok Ari Sani Sanusi menjatuhkan bandana di area Pamper Pole dan bandana tersebut ditemukan oleh salah satu Tim dari Tata Tertib. Meski demikian, kelompok terlihat pasrah dan melakukan hukuman sesuai ketentuan yang berlaku.

Hukuman kelompok ini sangat berpengaruh dalam Simulasi ini karena waktu permainan untuk simulasi Mouse Trap menjadi berkurang karena digunakan kelompok untuk melaksanakan hukuman push up secara bersama-sama. Hanya 2 orang yang lolos di simulasi ini. Terlihat banyak keraguan dari anggota kelompok yang bertugas sebagai mirror. Mereka terlihat kurang bisa menterjemahkan bahasa tubuh follower yang sedang menyeberang di lintasan Mouse Trap.

Meski dilakukan pergantian peran, namun terlihat untuk bagian mirror mengalami kendala yang sama. Mirror sebagai kepanjangan tangan pemimpin mempunyai tugas yang vital dalam simulasi ini. Kemampuan untuk menganalisa, memposisikan orang sesuai proporsi, serta kepercayaan yang tinggi terhadap tim menjadi nilai pembelajaran yang didapat saat sesi debriefing kelompok.

5. Take The Ball
04.02WIB.
Mendapatkan pelajaran berharga dari simulasi-simulasi sebelumnya, kelompok tanpa banyak menemukan kendala dapat menyelesaikan simulasi Take The Ball dengan cukup baik. Berdiskusi dengan efektif sebelum mengeksekusi permainan, setiap orang fokus terhadap tugas yang sudah diberikan, kerjasama kelompok yang efektif, komunikasi yang efektif dan efisien menjadi poin pembelajaran di simulasi ini.

Sebuah catatan menarik untuk hari-1. Kelompok terlihat cukup taat dengan aturan terutama masalah waktu. Tidak pernah satu kalipun kelompok terlambat dan kehadiran anggota kelompok selalu lengkap. Hal ini menjadi poin yang cukup baik bagi penilaian kelompok.


OLIMPIC GAMES
Permainan Buldozer Race mengawali simulasi Final Project di hari ke-2. Semua kelompok saling memberikan kemampuan terbaik untuk bisa menjadi pemenang dalam permainan ini. Nuansa kompetisi cukup terlihat dalam simulasi ini.

Meski sebelumnya setiap kelompok berkompetisi, namun kondisi yang menarik terlihat saat Final Project. Masing-masing anggota kelompok nampak fokus dengan tugas yang diberikan oleh Ketua kelompok yang baru.

Catatan waktu yang cukup spektakuler berhasil dibuat, seluruh kelompok bergabung dan bisa menyelesaikan Final Project meski mendapat banyak gangguan dari pihak luar. Secara umum program 2 hari ini cukup berhasil dan sesuai dengan objektif yang diinginkan. (Team work, Trust, Professional, Intergritas, Komitmen dan Disiplin). 


Diawal permainan, kelompok ditantang hanya 5 orang saja untuk melakukannya, ternyata untuk menyelesaikannya tidak butuh lama, hanya 10 menit saja, maka dari waktu yang tersisa semuanya ingin mencoba, dimana permainan diakhiri oleh ibu Linda yang mana awalnya beliau tidak mau melakukannya dikarenakan takut, tetapi setelah diberi pengertian bahwa rasa takut itu harus dilawan, akhirnya beliau mau melakukannya walaupun tidak berhasil memukul bolannya.



KELOMPOK DUA BELAS

Nama Peserta                                    : 1. Astuti Murdiarti                  6. Ina Indrawati          
                                                  2. Bachtiar Anwari                7. Irwan Hendrawan
                                                  3. Daniel Liling                       8. Rahmaranti Oktania
                                                  4. Fauzi                                 9. Rini Montasya
                                                  5. Ibnu Sina                           10. Zulfahmi                              
Grup Fasilitator                       : Dede Rohman

OPENING & CONDITIONING
Proses pembukaan pelatihan dilakukan serah terima dari perwakilan PT.Protelindo kepada manajemen BOOTS yang diwakili oleh Bapak Riki Rikardo dilanjutkan dengan perkenalan team BOOTS yang akan memfasilitasi program training ini dan berikutnya diberikan gambaran awal mengenai kegiatan training yang akan dijalani selama dua hari kedepan.

Selanjutnya semua peserta di ajak untuk berkumpul dilapangan untuk menjalani kegiatan berikutnya, pada tahap ini peserta diberikan beberapa aturan main yang berhubungan dengan kedisiplinan sebagai fungsi kontrol peserta dalam menjalankan kegiatan ini.

-          Ice Breaking
Dilanjutkan dengan kegiatan Big Group Ice Breaking yang tujuannya adalah untuk mencairkan suasana dan mempersiapkan kondisi peserta dalam menghadapi pelatihan, pada tahapan awal ini tampak para peserta sangat berantusias dalam menjalankan tantangan ini.

-          Grouping
Dari jumlah total peserta dibagi kedalam beberapa grup  kecil, masing – masing group diberikan tugas awal membuat identitas grup berupa pembuatan bendera kebesaran dan disepakati untuk ketua grup 12 diberikan kepercayaan kepada Bapak Zulfahmi, berikutnya tatib melakukan pengecekan kelengkapan grup.

SMALL GROUP
-          Team Challenge ( Back Ball )
Tantangan awal ini dapat diselesaikan grup dengan baik, dinamika yang terjadi tampak masih ada beberapa peserta yang masih belum siap untuk keterlibatannya dalam grup.

-          Toss A Name
Tahap pengkondisian dalam group kecil, ditegaskan lagi mengenai gambaran kegiatan yang akan dilakukan menggunakan metode experiential learning (belajar dari pengalaman) dan ditekankan lagi mengenai aturan main yang harus dijalankan selama kegiatan berlangsung. Pada tahap ini masing-masing peserta merasa lebih lepas dan lebih saling mengenal antara satu dengan yang lannya.

INITIATIVE PROBLEM SOLVING
  1. Take The Ball
Pada tahapan rangkaian tantangan problem solving dan personal challenge, tantangan awal dapat diselesaikan dengan lancar dan tampak tidak banyak masalah yang muncul dalam menyelesaikan tantangan ini. Strategi, fokus, kerjasama dan mau untuk mendengarkan arahan yang diberikan merupakan poin pembelajaran yang muncul pada sesi pertama ini.

  1. Levitation
Setelah ditambah sedikit tekanan dalam hal resiko pada tantangan yang kedua, grup tampak mulai mendapat kesulitan dalam menyelesaikan tantangan ini, strategi yang sudah dibuat tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, kurang percaya diri dan belum yakin dengan kemampuan yang dimiliki dalam grup sedikit menjadi kendala dalam mendukung kegagalan grup pada sesi ini

  1. Escape From Alcatrass
Grup kembali tidak berhasil pada tahap ini, kurang fokus terhadap tugas yang diberikan, kurang detailnya informasi yang didapat dan kurang terbangunnya sistem komunikasi koordinasi yang jelas menjadi kendala yang muncul dalam tantangan ini, belajar dari kondisi ini grup sepakat untuk lebih mematangkan sistim koordinasi yang dapat dipahami oleh semua anggota grup dan mampu memberikan informasi se jelas-jelasnya.

  1. Pamper Pole
Di awal tampak beberapa peserta yang mendapatkan tugas ini mulai ada perasaan ragu-ragu  dalam menyelesaikan tantangan ini. Berani mencoba hal yang beresiko tinggi, percaya diri dan mau menjalankan tugas sesuai dengan SOP yang dibuat menjadi poin pembelajaran yang muncul pada sesi ini.

  1. Mouse Trap
Dari tiga pasangan peserta yang persiapkan grup hanya satu pasang yang berhasil menyelesaikan tugas ini. Kendala yang muncul adalah dari sisi perencanaan di awal tidak dibuat kesepakatan di masing-masing pasangan mengenai sistem yang akan di lakukan, kurang jelas dan tegas mengenai instruksi yang diberikan oleh leader.

Poin pembelajaran yang muncul adalah seorang leader harus mempunyai ketegasan dalam mengambil keputusan, mampu memberikan instruksi secara tegas dan jelas, serta mampu membangun sistim komunikasi yang baik dengan anak buah.

FINAL ACTIVITTY
Selanjutnya semua grup di kumpulkan kembali dilapangan untuk pengecekan atribut dari tatib, selanjutnya diberikan tantangan sebagai aktifitas team trialcowboy show “ pada sesi hari pertama ini. Tampak masing-masing grup sangat antusias dan bersemangat dalam menyelesaikan tantangan ini.

NIGHT REVIEW
Acara malam diawali dengan sesi sharing dari beberapa perwakilan grup dan dilakukan secara grup besar, setelah itu masing-masing grup di ajak untuk melihat kembali dinamika yang terjadi pada aktifitas hari pertama, dibuat kesepakatan untuk mengambil dua sampai tiga poin kekurangan yang ada dalam grup untuk diperbaiki pada sesi hari kedua, dan poin kekurangn tersebut di tulis di selembar kertas dan selanjutnya akan di bakar saat acara api unggun.

OLYMPIC GAMES
Pada sesi kompetisi ini masing-masing grup berusaha untuk menjadi yang terbaik, semangat pantang menyerah dari masing-masing grup menjadi poin penting yang muncul yang dapat dijadikan modal grup untuk lebih siap dalam menghadapi setiap tantangan yang akan datang.

FINAL PROJECT
Pada sesi berikut seluruh peserta bergabung untuk projek bersama menyelesaikan kegiatan terakhir sebagai final project PT. PROTELINDO. Di awal aktifitas sudah tampak adanya pembagian tugas dari pimpro yang didelegasikan pada setiap sub grup. dan langsung dilakukan pada masing-masing bagian sampai akhirnya dapat membuka dan menurunkan banner yang terpasang. saling bahu membahu, pantang menyerah dan didukung kerjasama dalam menyelesikan setiap tantangan pekerjaan yang diemban menjadi bekal pembelajaran pada sesi terakhir dari program ini.

CLOSING

Pada sesi closing langsung dilakukan pengembalian otorita dari manajemen BOOTS kepada perwakilan manajemen PT. PROTELINDO.


KELOMPOK BUKA DIKIT JOSS

FASILITATOR            : ARIEF BUDIMAN
ANGGOTA KELOMPOK
1. Stevia Margretha Jocom / Stevi PPT
2. Masayu Reisya Wardhany / Eta MSL
3. Yudi Gumilar / Yudi Engineering
4. Ratu Rikfi Ismuha / Rikfi MSL
5. Juliana Hartati / Juli Collocation
6. Nasoka / Nas Collocation
7. Supadno / Padno Engineering
8. F.X. Agus Prasetyo / Agus Collocation
9. Rendi Sinaga / Rendi MSL
10. Dipho Antariksa MSL

GAMBARAN UMUM KELOMPOK
Awal interaksi kelompok terlihat cepat akrab dan membaur, besar pengaruh dari komposisi usia anggota kelompok 13 yang didominasi oleh usia muda yang suka bercanda dan keseharian interaksi dilingkungan kerja dimana semua anggota kelompok bekerja dilantai yang sama walaupun berasal dari divisi yang berbeda, karena terlihat begitu cair dan akrab fasilitator memutuskan tidak memainkan toast a name namun lebih dulu membuka lingkaran diskusi untuk mengetahui lebih jauh karakteristik masing-masing anggota kelompok dan meminta mereka bercerita tentang aktifitas keseharian dilingkungan kerja.

Kelompok 13 diketuai oleh Dipho Antariksa dari divisi MSL, seorang batak muda yang komunikatif sehingga mudah diterima oleh anggota kelompok yang lain sebagai figur pemimpin.

Pada diskusi awal dimana fasilitator mencoba untuk mengenali individu, fungsi dilingkungan kerja dan hubungan antar personal didalam divisi, cara pandang pada institusi dan interaksi antar divisi muncul pernyataan menarik yang patut dicatat pada sesi awal ini, F.X. Agus Prasetyo dari divisi collocation memberikan gambaran gambaran betapa suasana kerja dilingkungan PT PROTELINDO sangat nyaman, minim tekanan dan bahkan cenderung mengarah ke santai sehingga Agus berfikir bahwa mereka memang memerlukan suatu kegiatan yang bertema kedisiplinan.
Namun statement tersebut langsung dibantah oleh Supadno dari divisi engineering dengan mengatakan bahwa divisi engineering memiliki ritme kerja yang padat, ketat dan disiplin. Dua pernyatan yang bertolak belakang ini tentu saja menggelitik fasilitator untuk “mengkonfirmasinya”, sehingga fasilitator merasa perlu untuk memberikan pengamatan lebih pada kedua pendapat ini.

INITIATIVE PROBLEM SOLVING
Kelompok 13 mengawali sesi small grup dengan permainan Pamper Pole, semua anggota kelompok antusias untuk mencoba dan semua mengajukan diri untuk memainkan permainan individu ini, karena ini adalah permainan yang unik dan akan menjadi pengalaman yang mengesankan fasilitator memberikan kesempatan pada semua anggota untuk mencoba, hanya Rendi Sinaga yang tidak mencoba dikarenakan waktu yang sudah tidak memungkinkan.

Pada permainan ini sesi diskusi tidak panjang karena waktu yang terbatas namun dinamika selama aktifitas menunjukkan hal yang positif dengan munculnya empati yang tertangkap pada momen dimana semua anggota kelompok memberikan semangat dan dukungan ketika ada anggota kelompok yang ragu atau takut untuk melakukan lompatan, dan ketika fasilitator meminta keterlibatan anggota kelompok untuk membantu bellayer menahan beban hentakan dengan cara menahan body harness yang dikenakan bellayer mereka melakukanya.

Samurai Instruction
Pada permainan-permainan berikutnya merupakan kesempatan fasilitator untuk mengkonfirmasi dua pendapat yang kontradiktif pada awal diskusi, namun keterbatasan waktu dan jenis permainan membuat fasilitator kesulitan untuk menggali lebih dalam, sesi debriefing yang semestinya menjadi media untuk menggalinya selalu terpotong oleh rotasi yang akhirnya menjadikan diskusi menggantung.

Namun uniknya secara kebersamaan kelompok 13 menunjukkan kualitas yang baik dibuktikan dengan terselesaikannya tantangan-tantangan kelompok dengan baik dan cepat sehingga terlihat bahwa walaupaun ada figure Supadno yang cenderung menyendiri namun secara teamwork efektif hanya pada permainan Escape from Alcatraz kelompok tidak berhasil menyelesaikannya lebih disebabkan oleh strategi yang kurang cermat sebab terlihat secara kualitas komunikasi antar anggota kelompok cukup baik.

Secara umum kelompok 13 menunjukkan soliditas yang cukup baik, dapat saling menerima kekurangan dan mengisi kekurangan yang ada, munculnya dua pendapat yang kontradiktif diawal sesi small group terutama pernyataan Supadno fasilitator pandang sebagai opini pribadi sebab pada proses dinamika terbukti kerja sama team dapat berjalan dengan baik dikuatkan juga dengan adanya satu orang anggota kelompok yang juga berasal dari divisi engineering bernama Yudi Gumilar ternyata tidak menunjukkan atau menyatakan pendapat yang sama dengan Supadno.


Namun sekali lagi karena keterbatasan waktu fasilitator melihat belum munculnya karakter sesungguhnya dari semua anggota team, level kontribusi maupun pendapat-pendapat yang disampaikan disesi diskusi masih pada tahap normative pada permukaan, benar-benar diperlukan waktu yang lebih panjang dan keleluasaan yang lebih luas bagi fasilitator untuk mengeksplorasi potensi kelompok 13. BUKA DIKIT JOSS!!!  


<iframe width="350" height="350" src="https://lap.lazada.com/banner/dynamic.php?banner_id=5befd59e5c28c&theme=1&p=1" frameborder="0" scrolling="no"></iframe>